Ber-uponupon a time, ada seekor hewan yang hidupnya ga
tentu, hidupnya digantung sama orang tuanya, ya kemanapun orang tuanya pindah,
he followed them. Karena apa? Dia ga bisa ngelawan orang tuanya, dia takut,
takut terkutuk. Si anak ini menurut ane: 90% pemalu dan 95% penakut, karena itu dia ga
pernah keluar. Yah mungkin karena dia introvert, pengen sendiri dan merasa malu
kalo deket orang banyak. Dan pada suatu hari orang tuanya pindah (lagi) ke suatu
hutan yang sangat hijau, it seems damai..tentram..sejuk. Mereka sangat suka
dengan suasana hutan ini, yang kelihatannya mereka akan tinggal more longer
dari hutan-hutan sebelumnya. Dengan seiring pindah dari hutan satu ke hutan
lain, si hewan juga beranjak besar (dikit). Suatu hari saat ia sedang berburu, dia
melihat sebuah tanaman yang belum dia lihat semenjak si hewan itu dilahirkan.
Pandangannya hanya fokus ke tanaman itu, dan langsung melupakan
mangsa-mangsanya. Tapi sayang, si hewan ini punya 90%
sifat malu tadi, dan dia ga berani buat ngedeketin si tanaman itu. Walhasil he
just can watch his 'treasure', maybe. Sepanjang perjalanannya menuju rumah, dia
selalu memikirkan si tanaman, membayangkan jika dia bisa berkenalan dengan
tanaman itu, bermain dengan si tanaman dan sampai di depan rumahnya dia berpikir
"apakah gue bisa ketemu dia lagi besok?" And because of it he got
insomnia. Seiring jam berputar, insomnia-nya hanya tertuju pada
'si tanaman' itu.
"Is this called love at the first sight ?"
Pertanyaan ini yang nemenin dia insomnia sampe matahari terbit, dan sebelumnya kalau si hewan ini adalah 'not a
morning person' berubah menjadi 'an early morning person' bahkan sebelum orang
tuanya bangun, dia sudah pergi, ke mana..? Yap to the place who made he
insomnia, tanaman. Sampe di sana, si hewan ini hanya mengintip si
tanaman yang masih tidur, entah karena apa, hati si hewan ini merasakan getaran yang belum dia rasakan sebelumnya, dan pada saat rombongan tanaman itu mulai
bangun, he go... Dia pergi ke sebuah danau, lonely. Memikirkan si tanaman
itu, bagaimana cara dia buat kenal sama tanaman itu, dan pada akhirnya dia
hopeless, he just can 'wish' that he will know her. "i'm fallin in love with her, i don't know how, i don't know why". Berhari-hari dia menunggu
mukjizat 'wish' itu akan terjadi, but nope. Dia ga pernah berhenti berdoa,
kapan dia bisa kenal sama 'first love-nya' ini, tapi mungkin tuhan belum
menghendaki karena tuhan tau dia terlalu kecil buat hal ini, tuhan masih
sayang sama dia.
Dan pada suatu hari si hewan dikejar oleh seekor singa yang
super lapar, dia hanya bisa lari dan entah kemana dia lari, sudah merasa aman
dari kejaran singa tersebut si hewan ini beristirahat sebentar, tak lama ada
suara dari belakangnya: "ada apa ?" Oke dia gatau kalo dia sekarang
ada di tempat tanaman itu tinggal, dan yaps she asked him. Surprisingly
si hewan hanya terdiam mentap si tumbuhan yang berada lebih dekat dari
sebelumnya, mungkin ini keajaiban 'wish' yang dikasih tuhan buat si hewan. Dan
gak mau nyesel si hewan dengan gugup membalas "oh gapapa" dan karena
takut si hewan langsung lari. Besoknya, Paginya. Dia pergi ke tempat tanaman itu, oke
larinya lebih cepat dari kejaran singa kemarin. Buat ngeliat si tanaman di pagi
hari adalah rutinitas baru dia. Dan engga bagi dia hari ini, karena si tanaman
udah bangun duluan. Oke mungkin hari ini hari paling tepat buat si hewan buat
ngomong hai sama si tanaman, seketika rasa takut atau malu yang dia punya
hilang, dan dia dengan santai datang ke tanaman."Hhhai.." Si hewan
gugup. "Oh, hai. Kamu yang kemaren kan?" Tanya tanaman. "Iya,
aku deero" jawab hewan. "Aku viola". Dan pada akhirnya tuhan
ngasih jawaban kalo ada suatu waktu di mana momen itu akan terjadi, momen satu dan momen dua ini bertabrakan, gue sebut "momen
benturan". Well, si hewan sekarang punya rutinitas kedua, ke tempat viola.
Seiring waktu berjalan mereka makin kenal each other, main bersama. Dulu danau adalah tempat favorit si hewan, tapi sekarang jadi tempat favorit mereka berdua sampai mereka ga sadar kalo mereka udah sahabatan 2 tahun lamanya, masuk tahun ketiga si hewan punya harapan kalau di bukan hanya sekedar sahabat buat si tanaman, he wanted more.. Tapi for this time dia ga berani ngomong, dia hanya menunggu dan mengulur sampai momen itu terbentur (lagi). Dan pada tahun ketiga dia ga nemuin momen itu. Dia masih enjoy menganggap viola sahabat, dan di tahun ketiga mereka punya memori yang menurut si hewan 'unforgettable' dimana viola nge-invite si hewan di acara ulang tahun viola, salah satunya. Masuk ke tahun keempat , mungkin ini saatnya bagi buat ngasih tau si dia tapi gatau kapan. Dan buat pagi ini, 'the most sadly morning he ever had' menurut gue, setelah dia datang ke tempat si tanaman, tanaman ngasih tau ke hewan kalo dia bakal 'pindah', instead keluarganya juga. seketika si hewan lemes, tak berdaya melihat air keluar dari mata viola. Seekor deero hanya berdiri mematung melihat calon more sahabatnya pergi meninggalkannya. Hampir 2 jam dia mematung, masih ga nyangka kalau si viola itu pergi. Terus si hewan ngomong: "kenapa semua makhluk itu harus ngerasain pindah ? Gimana kalo semua itu gak pindah dan hanya tinggal tetap di satu tempat buat hidup selamanya ?" air matanya menetes.
Seiring waktu berjalan mereka makin kenal each other, main bersama. Dulu danau adalah tempat favorit si hewan, tapi sekarang jadi tempat favorit mereka berdua sampai mereka ga sadar kalo mereka udah sahabatan 2 tahun lamanya, masuk tahun ketiga si hewan punya harapan kalau di bukan hanya sekedar sahabat buat si tanaman, he wanted more.. Tapi for this time dia ga berani ngomong, dia hanya menunggu dan mengulur sampai momen itu terbentur (lagi). Dan pada tahun ketiga dia ga nemuin momen itu. Dia masih enjoy menganggap viola sahabat, dan di tahun ketiga mereka punya memori yang menurut si hewan 'unforgettable' dimana viola nge-invite si hewan di acara ulang tahun viola, salah satunya. Masuk ke tahun keempat , mungkin ini saatnya bagi buat ngasih tau si dia tapi gatau kapan. Dan buat pagi ini, 'the most sadly morning he ever had' menurut gue, setelah dia datang ke tempat si tanaman, tanaman ngasih tau ke hewan kalo dia bakal 'pindah', instead keluarganya juga. seketika si hewan lemes, tak berdaya melihat air keluar dari mata viola. Seekor deero hanya berdiri mematung melihat calon more sahabatnya pergi meninggalkannya. Hampir 2 jam dia mematung, masih ga nyangka kalau si viola itu pergi. Terus si hewan ngomong: "kenapa semua makhluk itu harus ngerasain pindah ? Gimana kalo semua itu gak pindah dan hanya tinggal tetap di satu tempat buat hidup selamanya ?" air matanya menetes.
Insomnia lagi. Kali ini mungkin punya subjek sama tapi topik
yang berbeda, pindah. Setelah lama dia berkhayal lalu timbul satu pernytaan:
"mungkinkah momen benturan itu nemuin gue sama dia lagi ?" He back to 'not a morning person' yang artinya juga 2
rutinitas dia hilang. Day by day, month, bahkan year, dia menunggu... Tapi
gak ada tanda-tanda. 2 tahun setelah dia berpisah dengan his "closest heaven", si hewan dan
keluarganya juga pindah, dia sebenernya ga suka dengan yang namanya pindah,
sebagai introvert butuh waktu adaptasi yang lama sama lingkungan. Ga terasa dia
udah tumbuh makin besar, jadi hewan yang gagah, hewan yang (lebih) berani.
Surat kabar. Hal yang hanya dia bisa lakukan agar dia bisa tau dimana viola
berada. Oke satu terkirim. Dua hari setelahnya si tanaman ngebales. Mungkin dipikiran hewan bahwa "i automatically smile when i thinking of you". Semakin lama mereka ber-balas-balasan surat rasanya semakin aneh pula, si tanaman
sepertinya udah nganggep si hewan sekedar teman biasa, teman lama yang udah
lama ga maen. Dengan semangat si hewan membalas lagi surat itu. Dan si tanaman
membalas dengan tulisan yang biasa, engga nunjukin kalo mereka deket banget.
Dan akhirnya si hewan nyerah buat kirim-kirim surat lagi. Tapi dia selalu tau
informasi tentang viola sampai pada suatu waktu dia ngedenger kalo viola udah
punya pacar. Damn. Dia sakit hampir satu minggu. Entah sakit apa, tiba-tiba
panas ditubuhnya, gemetar.
"Where is the 'bump moment' ? Where is it ?"
Selama sakit dia hanya ngucapin itu di dalam hatinya. Dia
juga menyesal karena dilahirkan sebagai seekor pengecut. Akhirnya si hewan
ngerasa kalo dia ga pantas buat viola, his first love. Tapi dia juga ga bisa
ngilangin viola semudah ngebalikin telapak tangan, butuh waktu. Walhasil,
hari-harinya hanya dibayangin oleh 'treasure'-nya. Hidupnya kaya udah dihantui
sama viola. Setelah si hewan sakit, si hewan kembali beraktifitas,
ditempat yang baru. Ditempat yang ga bisa dia lakukan buat ngeliat viola bangun ataupun main
sama viola. Tapi disini, new place, si hewan punya teman, tanaman juga. Si
hewan ini gatau kalo si tanaman ini suka sama si hewan. Tapi si tanaman hanya
ingin jadi 'secret-admirernya' hewan, dia udah bahagia kok kalo bisa ngeliat si
hewan. Tapi si hewannya ga peka. Dan si
hewan punya sahabat yang best juga di tempat ini. Cowo semua. Dia takut, takut
jatuh cinta lagi kalo temenan sama cewe. Sahabat adalah hal yang paling spesial
buat dia, banyak hal yang bisa dia lakuin tanpa ada rasa malu, takut, canggung.
Sialnya, dia harus pindah, ini mungkin tahun pindah tercepat yang pernah dia
alami. Dia ngerasa berat buat ninggalin tempat ini sama beratnya kaya dia
ninggalin tempat dimana dia bertemu sama viola. Karena dia gak bisa ninggalin
sahabatnya. Pindah lagi, but not with his heart. Si viola kayanya udah jadi
virus buat otak si hewan, ga bakal bisa ilang. "I do miss you, but you seem just fine without me" Walaupun mereka udah lama ga
bertemu, ga ngobrol, tapi si hewan ga bakal lupa sama si tanaman.
Dan pada akhirnya seiring waktu berjalan, hari demi hari, jam demi jam,
seorang deero ga punya mantra ampuh buat ngelupain viola, his first love. Dan si hewan hanya menyadari satu hal: "I AM PATHETIC".
0 komentar:
Posting Komentar