Kasih Tak Sampai :')

, , No Comments

Ber-uponupon a time, ada seekor hewan yang hidupnya ga tentu, hidupnya digantung sama orang tuanya, ya kemanapun orang tuanya pindah, he followed them. Karena apa? Dia ga bisa ngelawan orang tuanya, dia takut, takut terkutuk. Si anak ini menurut ane: 90% pemalu dan 95% penakut, karena itu dia ga pernah keluar. Yah mungkin karena dia introvert, pengen sendiri dan merasa malu kalo deket orang banyak. Dan pada suatu hari orang tuanya pindah (lagi) ke suatu hutan yang sangat hijau, it seems damai..tentram..sejuk. Mereka sangat suka dengan suasana hutan ini, yang kelihatannya mereka akan tinggal more longer dari hutan-hutan sebelumnya. Dengan seiring pindah dari hutan satu ke hutan lain, si hewan juga beranjak besar (dikit). Suatu hari saat ia sedang berburu, dia melihat sebuah tanaman yang belum dia lihat semenjak si hewan itu dilahirkan. Pandangannya hanya fokus ke tanaman itu, dan langsung melupakan mangsa-mangsanya. Tapi sayang, si hewan ini punya 90% sifat malu tadi, dan dia ga berani buat ngedeketin si tanaman itu. Walhasil he just can watch his 'treasure', maybe. Sepanjang perjalanannya menuju rumah, dia selalu memikirkan si tanaman, membayangkan jika dia bisa berkenalan dengan tanaman itu, bermain dengan si tanaman dan sampai di depan rumahnya dia berpikir "apakah gue bisa ketemu dia lagi besok?" And because of it he got insomnia. Seiring jam berputar, insomnia-nya hanya tertuju pada 'si tanaman' itu.


"Is this called love at the first sight ?" Pertanyaan ini yang nemenin dia insomnia sampe matahari terbit, dan sebelumnya kalau si hewan ini adalah 'not a morning person' berubah menjadi 'an early morning person' bahkan sebelum orang tuanya bangun, dia sudah pergi, ke mana..? Yap to the place who made he insomnia, tanaman. Sampe di sana, si hewan ini hanya mengintip si tanaman yang masih tidur, entah karena apa, hati si hewan ini merasakan getaran yang belum dia rasakan sebelumnya, dan pada saat rombongan tanaman itu mulai bangun, he go... Dia pergi ke sebuah danau, lonely. Memikirkan si tanaman itu, bagaimana cara dia buat kenal sama tanaman itu, dan pada akhirnya dia hopeless, he just can 'wish' that he will know her. "i'm fallin in love with her, i don't know how, i don't know why". Berhari-hari dia menunggu mukjizat 'wish' itu akan terjadi, but nope. Dia ga pernah berhenti berdoa, kapan dia bisa kenal sama 'first love-nya' ini, tapi mungkin tuhan belum menghendaki karena tuhan tau dia terlalu kecil buat hal ini, tuhan masih sayang sama dia.

Dan pada suatu hari si hewan dikejar oleh seekor singa yang super lapar, dia hanya bisa lari dan entah kemana dia lari, sudah merasa aman dari kejaran singa tersebut si hewan ini beristirahat sebentar, tak lama ada suara dari belakangnya: "ada apa ?" Oke dia gatau kalo dia sekarang ada di tempat tanaman itu tinggal, dan yaps she asked him. Surprisingly si hewan hanya terdiam mentap si tumbuhan yang berada lebih dekat dari sebelumnya, mungkin ini keajaiban 'wish' yang dikasih tuhan buat si hewan. Dan gak mau nyesel si hewan dengan gugup membalas "oh gapapa" dan karena takut si hewan langsung lari. Besoknya, Paginya. Dia pergi ke tempat tanaman itu, oke larinya lebih cepat dari kejaran singa kemarin. Buat ngeliat si tanaman di pagi hari adalah rutinitas baru dia. Dan engga bagi dia hari ini, karena si tanaman udah bangun duluan. Oke mungkin hari ini hari paling tepat buat si hewan buat ngomong hai sama si tanaman, seketika rasa takut atau malu yang dia punya hilang, dan dia dengan santai datang ke tanaman."Hhhai.." Si hewan gugup. "Oh, hai. Kamu yang kemaren kan?" Tanya tanaman. "Iya, aku deero" jawab hewan. "Aku viola". Dan pada akhirnya tuhan ngasih jawaban kalo ada suatu waktu di mana momen itu akan terjadi, momen satu dan momen dua ini bertabrakan,  gue sebut "momen benturan". Well, si hewan sekarang punya rutinitas kedua, ke tempat viola. 



Seiring waktu berjalan mereka makin kenal each other, main bersama. Dulu danau adalah tempat favorit si hewan, tapi sekarang jadi tempat favorit mereka berdua sampai mereka ga sadar kalo mereka udah sahabatan 2 tahun lamanya, masuk tahun ketiga si hewan punya harapan kalau di bukan hanya sekedar sahabat buat si tanaman, he wanted more.. Tapi for this time dia ga berani ngomong, dia hanya menunggu dan mengulur sampai momen itu terbentur (lagi). Dan pada tahun ketiga dia ga nemuin momen itu. Dia masih enjoy menganggap viola sahabat, dan di tahun ketiga mereka punya memori yang menurut si hewan 'unforgettable' dimana viola nge-invite si hewan di acara ulang tahun viola, salah satunya. Masuk ke tahun keempat , mungkin ini saatnya bagi buat ngasih tau si dia tapi gatau kapan. Dan buat pagi ini, 'the most sadly morning he ever had' menurut gue, setelah dia datang ke tempat si tanaman, tanaman ngasih tau ke hewan kalo dia bakal 'pindah', instead keluarganya juga. seketika si hewan lemes, tak berdaya melihat air keluar dari mata viola. Seekor deero hanya berdiri mematung melihat calon more sahabatnya pergi meninggalkannya. Hampir 2 jam dia mematung, masih ga nyangka kalau si viola itu pergi. Terus si hewan ngomong: "kenapa semua makhluk itu harus ngerasain pindah ? Gimana kalo semua itu gak pindah dan hanya tinggal tetap di satu tempat buat hidup selamanya ?" air matanya menetes.

Insomnia lagi. Kali ini mungkin punya subjek sama tapi topik yang berbeda, pindah. Setelah lama dia berkhayal lalu timbul satu pernytaan: "mungkinkah momen benturan itu nemuin gue sama dia lagi ?" He back to 'not a morning person' yang artinya juga 2 rutinitas dia hilang. Day by day, month, bahkan year, dia menunggu... Tapi gak ada tanda-tanda. 2 tahun setelah dia berpisah dengan his "closest heaven", si hewan dan keluarganya juga pindah, dia sebenernya ga suka dengan yang namanya pindah, sebagai introvert butuh waktu adaptasi yang lama sama lingkungan. Ga terasa dia udah tumbuh makin besar, jadi hewan yang gagah, hewan yang (lebih) berani. Surat kabar. Hal yang hanya dia bisa lakukan agar dia bisa tau dimana viola berada. Oke satu terkirim. Dua hari setelahnya si tanaman ngebales. Mungkin dipikiran hewan bahwa "i automatically smile when i thinking of you". Semakin lama mereka ber-balas-balasan surat rasanya semakin aneh pula, si tanaman sepertinya udah nganggep si hewan sekedar teman biasa, teman lama yang udah lama ga maen. Dengan semangat si hewan membalas lagi surat itu. Dan si tanaman membalas dengan tulisan yang biasa, engga nunjukin kalo mereka deket banget. Dan akhirnya si hewan nyerah buat kirim-kirim surat lagi. Tapi dia selalu tau informasi tentang viola sampai pada suatu waktu dia ngedenger kalo viola udah punya pacar. Damn. Dia sakit hampir satu minggu. Entah sakit apa, tiba-tiba panas ditubuhnya, gemetar.

"Where is the 'bump moment' ? Where is it ?"

Selama sakit dia hanya ngucapin itu di dalam hatinya. Dia juga menyesal karena dilahirkan sebagai seekor pengecut. Akhirnya si hewan ngerasa kalo dia ga pantas buat viola, his first love. Tapi dia juga ga bisa ngilangin viola semudah ngebalikin telapak tangan, butuh waktu. Walhasil, hari-harinya hanya dibayangin oleh 'treasure'-nya. Hidupnya kaya udah dihantui sama viola. Setelah si hewan sakit, si hewan kembali beraktifitas, ditempat yang baru. Ditempat yang ga bisa dia lakukan buat ngeliat viola bangun ataupun main sama viola. Tapi disini, new place, si hewan punya teman, tanaman juga. Si hewan ini gatau kalo si tanaman ini suka sama si hewan. Tapi si tanaman hanya ingin jadi 'secret-admirernya' hewan, dia udah bahagia kok kalo bisa ngeliat si hewan. Tapi si hewannya ga peka. Dan si hewan punya sahabat yang best juga di tempat ini. Cowo semua. Dia takut, takut jatuh cinta lagi kalo temenan sama cewe. Sahabat adalah hal yang paling spesial buat dia, banyak hal yang bisa dia lakuin tanpa ada rasa malu, takut, canggung. Sialnya, dia harus pindah, ini mungkin tahun pindah tercepat yang pernah dia alami. Dia ngerasa berat buat ninggalin tempat ini sama beratnya kaya dia ninggalin tempat dimana dia bertemu sama viola. Karena dia gak bisa ninggalin sahabatnya. Pindah lagi, but not with his heart. Si viola kayanya udah jadi virus buat otak si hewan, ga bakal bisa ilang. "I do miss you, but you seem just fine without me" Walaupun mereka udah lama ga bertemu, ga ngobrol, tapi si hewan ga bakal lupa sama si tanaman.


Dan pada akhirnya seiring waktu berjalan, hari demi hari, jam demi jam, seorang deero ga punya mantra ampuh buat ngelupain viola, his first love. Dan si hewan hanya menyadari satu hal: "I AM PATHETIC".

0 komentar:

Posting Komentar